Senin, 14 November 2011

MAKALAH ETIKA PROFESI


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang sangat sensitif, demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan kuat”.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang harus dipertimbangkan.


Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan dengan etika.

Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.


BAB II
PEMBAHASAN

Gambaran  Umum Pekerjaan di Bidang Teknologi Informasi
Dengan posisi tenaga kerja di bidang teknologi informasi (TI) yang sangat bervariasi, menyesuaikan skala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit mencari standarisasi pekerjaan di bidang ini.
Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya:
1.     Kelolmpok pertama, adalah yang bergelut di dunia perangkat lunak,baik mereka yang merancang system operasi,database maupun system aplikasi,contohnya:
  • System analis,merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan diimplementasikan,dari analisa system yang ada,kelabihan dan kekurangannya,sampai studi kelayakan dan desain system yang akan dikembangkannya.
  • Programmer,bertugas mengimplementasikan rancangan system analis,membuat program.
  • Web designer, melakukan kegiatan perencanaan,termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap proyek tersebut.
  • Web programmer, bertugas mengimplementasikan rancangan web designer,yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
2.      Kelompok kedua, mereka yang bergelut di bidang perangkat keras, seperti:
  • Technical engineer, melakukan pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system computer.
  • Network engineer, bertugas di bidang teknis jaringan computer dari maintenance sampai pada troubleshooting.

3.      Kelompok ketiga, mereka yang berkecimpung dalam operasional siste informasi, seperti:
  • EDPOperator, bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing di perusahaan atau organisasi lainnya.
  • System administrator, bertugas melakukan administrasi terhadap system, pemeliharaan system, wewenang mengatur hak akses terhadap system dan yang berhubungan dengan pengatueran operasional system.
  • MIS Director, memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah system informasi,menajemen system tersebut secara keseluruhan baik hardware maupun softwaredan sumber daya manusianya
4.      Kelompok keempat, bagian dipengembangan bisnis teknologi informasi, pekerjaan diindentifikasikan oleh pegelompokan kerja di berbagai sector di industry teknologi informasi.

Pekerjaan di bidang TI sebagai sebuah profesi
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seoarang software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat lunak seperti misalnya:
a)      Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak.
Bidang ilmu tersebut mencakup teknik analisa masalah, desain atau perancangan system yang ada dan yang akan dibangun, serta implementasi pemograman dari disain menjadi perangkat lunak siap pakai.
b)      Manajemen sumber daya.
Bidang ilmu tentang bagaimana merencanakan, mengadakan, mengawasi, dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya untuk keperluan pengembangan perangkat lunak yang dibangunnya.
c)      Mengelola kelompok kerja.
Merupakan bidang ilmu manajemen dan organisasi tentang bagaimana melakukan sinergi abtarkomponen dalam kelompok kerja untuk mencapai tujuan tertentu.
d)     Komunikasi.
Merupakan bidang ilmu yang mempelajari teknik komunikasi dan interaksi dengan manusia lain.
Untuk itu, seorang software engineer idealnya merupakan seseorang yang memiliki pendidikan formal setingkat sarjana atau diploma dengan ilmu yang merupakan gabungan dari bidang-bidang seperti:Ilmu computer (computer science).
1. Teori-teori untuk memahami computer device, program,dan system.
  • Eksperimen untuk pengembangan dan pengetesan konsep.
  • Metodologi desain, algoritma, dan tool untuk merealisasikannya.
  • Metode analisa untuk melakukan pembuktian bahwa realisai sudah sesuai dengan requirement yang diminta.
2. Teknik rekayasa (engineering).
Ilmu tenteng rekayasa adalah ilmu yang mempelajari anaslisa,rekayasa spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk (dalam hal ini perangkat lunak) yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang.software engineering menitik beratkan teknik rekayasa tersebut dalam pendekatan/metode analisa pemecahan masalah.
3. Teknik industry (industrial engineering).
Merupakan biidang ilmu teknik yang mempelajari riset operasi, perencanaan produksi, pengendalian kualitas, serta optimal  proses dan sumber daya untuk mecapai keberhasilan proses industry.

4. Ilmu manajemen.
Merupakan ilmu yang yang sangat dibutuhkan, terutama dalam mengelola manusia dan kelompok kerja serta melakukan manajemen proyek.
5. Ilmu social
Merupakan ilmu yang dibutuhkan dalam kerangka hubungan social dan ditekan pada masalah pendekatan manusia, interaksi dan komunikasi.

Pekerjaan di bidang  TI  standar  pemerintah
a. Pengangkatan pejabat prantara computer
Pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan prantara computer ditetapkan oleh menteri. Jaksa angung pimpnan kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi Negara.pimpinan lembaga pemerintah nondepratemen dan gubernur kepala daerah tingkat I.
b.  Syarat-syarat jabatan prantara computer
  • Bekerja pada satuan oraganisasi insyasi pemerintah dan bertugas pokok membuat, memelihara dan mengembangkan system dan atau program pengelolahan dengan computer.
  • Berijazah serendah-rendahnya serajana muda/diploma III atau yang sederajat.
  • Memiliki pendidikan dan atau latihan dalam bidang computer dan atau pengalaman melakukan kegiatan di bidang computer.
  • Memiliki pengetahuan dan atau pengalaman dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan bidang computer.
  • Setiap unsure penilaian pelasksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik.
c.  Jenjang dan pangkat prantara computer.
d.  Pembebabasan sementara prantara computer.
e.  Pemberhentian dari jabatan prantara computer.

Standarisasi profesi TI menurut SRIG-PSSEARCC
Adalah jenis pengelompokan lain untuk pekerja di kalangan teknologi informasi. Yang sering digunakan adalah pengklasifikasian standarisasi profesi di bidang teknologi informasi menurut SRIG-PS SEARCC.

SEARCC ( South Asia Regional Computer Confideration ) merupakan suatu forum atau badan yang beranggotakan himpunan professional IT (Information Technology-Teknologi Informasi ) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapura oleh 6 ikatan computer dari Negara-negara tetangga seperti Hongkong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

Indonesia sebagai anggota SEARCC telah aktif turut serta dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SEARCC.  Salah satunya adalah SRIG-PS ( Special Regional Interest Group on Professional Standarisation)  yang mencoba merumuskan standarisasi pekerjaan dalamdunia teknologi informasi.

Model SEARCC untuk pembagian jobdalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan.

Beberapa kriteria menjadi pertimbangan dalam mengembangkan klasifikasi job ini, yaitu:
1.      Cross Country, cross-enterprise applicability
Ini berarti bahwa job yang diidentifikasi tersebut harus relevan dengan kondisi region dan setiap Negara pada region tersebut, serta memiliki kesamaan pemahaman atas setiap fungsi pekerjaan.



2.      Function Oriented bukan tittle oriented
Klasifikasi pekerjaan berorientasi pada fungsi, yang berarti bahwa gelar atau title yang diberikan dapat saja berbeda, tapi yang penting fungsi yang diberikan pada pekerjaan tersebut sama. Gelar atau title dapat berbeda pada Negara yang berbeda.
3.      Testable / certificable
Klasifikasi pekerjaan harus bersifat testable, yaitu bahwa fungsi yang didefinisikan dapat diukur / diuji.
4.      Applicable
Fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada region masing-masing.


Model Regional Profesi IT Yang Diusulkan

Setiap jenis pekerjaan memiliki 3 tingkatan, yaitu:
_ Supervised ( terbimbing )
Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutukan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya.
_ Moderately supervised ( madya )
Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka, tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman.
_ Independent / Managing ( mandiri )
Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas.

BAB III
PENUTUP

Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan dengan etika.

Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis :
  1. Isu privasi: rahasia pribadi yang sering disalahgunakan orang lain dengan memonitor e-mail, memeriksa komputer orang lain, memonitor perilaku kerja (kamera tersembunyi). Pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai individu/pelanggan dan menjualnya kepada pihak lain untuk tujuan komersial. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan institusi.
  2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan?
  3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Penggandaan/pembajakan perangkat lunak adalah pelanggaran hak cipta dan merupakan masalah besar bagi para vendor, termasuk juga karya intelektual lainnya seperti musik dan film.
  4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi.

Kesimpulan
Salah satu alasan sulitnya menegakkan etika di dunia TI adalah karena relatif barunya bidang ini. Tak seperti dunia kedokteran yang usianya sudah ratusan abad, bidang TI adalah profesi baru. Walaupun ada juga yang melanggar, dalam dunia kedokteran, etika profesi sangat dijunjung tinggi. Ini jauh berbeda dengan dunia TI, di mana orang sangat mudah melanggar etika. Orang masih meraba-raba batasan antara inovasi, kreatifitas, dan pelanggaran etika. Apalagi dunia ini hampir sepenuhnya digeluti oleh anak-anak muda yang kerap mengabaikan persoalan moralitas yang abu-abu.
















DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar